Jumat, 05 Juni 2015

Anda bisa dekat dengan Allah

TOPIK UTAMA | ANDA BISA DEKAT DENGAN ALLAH
Apakah Anda Merasa Dekat dengan Allah?
”Kalau dekat dengan Allah, kita akan merasa aman, lengkap, dan stabil. Rasanya seperti Allah selalu pastikan agar kita sejahtera.”—CHRISTOPHER, SEORANG PEMUDA DI GHANA.
”Allah selalu tahu kalau kita sedih. Dia sayangi dan perhatikan kita lebih dari yang kita minta.”—HANNAH, 13 TAHUN, ALASKA, AS.
”Hubungan dekat dengan Allah membuat kita merasa sangat senang dan nyaman!”—GINA, SEORANG WANITA JAMAIKA USIA 40-AN.
Bukan hanya Christopher, Hannah, dan Gina yang merasa seperti itu. Banyak orang di seluruh dunia yakin bahwa Allah menganggap mereka sahabat-Nya. Bagaimana dengan Anda? Apakah Anda merasa dekat dengan Allah? Atau, apakah Anda ingin dekat atau lebih dekat dengan-Nya? Anda mungkin bertanya-tanya, ’Apakah manusia biasa benar-benar bisa menjalin hubungan dekat dengan Allah Yang Mahakuasa? Jika begitu, bagaimana caranya?’
ANDA BISA DEKAT DENGAN ALLAH
Menurut Alkitab, Anda bisa menjalin hubungan dekat atau keakraban dengan Allah. Alkitab mengatakan bahwa Allah menyebut seorang Ibrani bernama Abraham sebagai ”sahabatku”. (Yesaya 41:8) Perhatikan juga undangan hangat yang dicatat di Yakobus 4:8, ”Mendekatlah kepada Allah dan ia akan mendekat kepadamu.” Maka jelaslah, Anda bisa menjalin hubungan dekat, atau persahabatan, dengan Allah. Namun, karena Allah tidak kelihatan, bagaimana Anda bisa ’mendekat’ kepada-Nya dan punya hubungan baik dengan-Nya?
Untuk menjawab pertanyaan itu, perhatikan bagaimana persahabatan antarmanusia bisa terjalin. Ini biasanya dimulai dengan dua orang saling memperkenalkan nama. Lalu, semakin sering mereka berkomunikasi, atau menceritakan pikiran dan perasaan mereka, semakin eratlah persahabatan mereka. Dan, sewaktu mereka berupaya melakukan banyak hal untuk satu sama lain, ikatan persahabatan mereka pun semakin kuat. Hal itu juga berlaku dalam menjalin persahabatan dengan Allah. Mari kita lihat alasannya.

Apakah Anda Tahu dan Sebut Nama Allah?

Apakah Anda punya sahabat yang namanya Anda tidak tahu? Pasti tidak. Seorang wanita Bulgaria bernama Irina mengamati, ”Tak mungkin kita bisa dekat dengan Allah kalau tidak tahu nama-Nya.” Syukurlah, seperti yang dijelaskan di artikel sebelumnya, Allah ingin agar Anda dekat dengan-Nya. Karena itu, melalui Alkitab, Ia seolah-olah memperkenalkan diri kepada Anda dengan berkata, ’Aku Yehuwa. Itu namaku.’—Yesaya 42:8.

Melalui Alkitab, Allah seolah-olah memperkenalkan diri kepada Anda dengan berkata, ’Aku Yehuwa. Itu namaku.’—Yesaya 42:8
Apakah penting bagi Yehuwa jika Anda mengetahui dan memakai nama-Nya? Coba pikir: Nama Allah, yang ditulis dengan empat konsonan Ibrani yang dikenal sebagai Tetragramaton, muncul dalam naskah asli Kitab-Kitab Ibrani hampir 7.000 kali; jauh lebih sering daripada nama-nama lain dalam Alkitab. Jelaslah, ini bukti bahwa Yehuwa ingin agar kita mengetahui dan memakai nama-Nya. *

Persahabatan biasanya dimulai dengan dua orang saling memperkenalkan nama. Apakah Anda tahu nama Allah?
Akan tetapi, ada yang merasa bahwa menyebut nama dari Allah yang kudus dan mahakuasa adalah tanda tidak hormat. Memang, kita tidak boleh menggunakan nama Allah dengan cara yang tidak pantas, sama seperti kita tidak akan melakukan itu dengan nama sahabat kita. Namun, Yehuwa ingin agar hamba-hamba-Nya menghormati dan memberitakan nama-Nya. (Mazmur 69:30, 31; 96:2, 8) Ingatlah, Yesus mengajari para pengikutnya untuk berdoa, ”Bapak kami yang di surga, biarlah namamu disucikan.” Kita bisa ikut menyucikan nama Allah dengan memberitakannya. Kalau kita melakukannya, kita akan semakin dekat dengan Allah.—Matius 6:9.
Alkitab menunjukkan bahwa Allah khususnya memperhatikan ”mereka yang memikirkan [atau, ”menghormati”] namanya”. (Maleakhi 3:16) Mengenai orang seperti itu, Yehuwa berjanji, ”Aku akan melindunginya karena ia mengenal namaku. Apabila ia berseru kepadaku, aku akan menjawab dia. Aku akan menyertai dia dalam kesesakan.” (Mazmur 91:14, 15) Jadi, memang penting untuk mengetahui dan memakai nama Yehuwa jika kita ingin menjalin hubungan dekat dengan-Nya.

Apakah Anda Berkomunikasi dengan Allah?

Baik secara langsung maupun melalui telepon, e-mail, video, atau surat, dua sahabat pasti sering berkomunikasi. Demikian juga, supaya dekat dengan Allah, kita perlu rutin berkomunikasi dengan-Nya. Namun, bagaimana caranya?
Kita bisa berbicara kepada Yehuwa melalui doa. Tapi, doa kepada Allah tidak sama dengan obrolan santai seperti dengan teman sebaya. Kita perlu tahu bahwa sewaktu berdoa, kita sedang berbicara kepada Sang Pencipta, Yang Mahatinggi atas alam semesta. Maka, kita harus berdoa dengan rasa hormat yang dalam. Agar doa-doa kita didengar Allah, kita juga harus memenuhi persyaratan tertentu. Berikut adalah tiga di antaranya.
Pertama, doa harus ditujukan hanya kepada Allah Yehuwa, bukan kepada Yesus, ”santo”, atau patung. (Keluaran 20:4, 5) Alkitab berkata, ”Dalam segala sesuatu nyatakanlah permintaanmu kepada Allah melalui doa dan permohonan yang disertai ucapan syukur.” (Filipi 4:6) Kedua, doa harus dipanjatkan dalam nama Putra Allah, Yesus Kristus. Yesus berkata, ”Tidak seorang pun datang kepada Bapak kecuali melalui aku.” (Yohanes 14:6) Ketiga, doa harus sesuai kehendak Allah. Alkitab berkata, ”Apa pun yang kita minta sesuai dengan kehendaknya, dia mendengar kita.” *1 Yohanes 5:14.

Dua sahabat melakukan komunikasi dua arah sesering yang mereka bisa
Tentu, persahabatan tidak akan bertahan jika hanya satu orang yang terus berbicara. Sama seperti dua sahabat melakukan komunikasi dua arah, kita harus memberi Allah kesempatan untuk berbicara kepada kita, dan kita harus mendengarkan sewaktu Ia berbicara. Tahukah Anda bagaimana Allah berbicara kepada kita?
Dewasa ini, Allah Yehuwa ”berbicara” kepada kita melalui Firman-Nya yang tertulis, Alkitab. (2 Timotius 3:16, 17) Apa maksudnya? Sebagai contoh: Katakanlah Anda menerima sepucuk surat dari sahabat Anda. Setelah membacanya, Anda mungkin dengan gembira memberi tahu teman-teman yang lain, ”Saya baru dengar kabar dari sahabat saya!” Padahal, komunikasi tersebut bukan secara lisan, tapi dalam bentuktulisan. Demikian pula, sewaktu membaca Alkitab, Anda sebenarnya sedang mendengarkan Yehuwa berbicara kepada Anda. Karena itu, Gina, yang disebut di artikel pembuka, berkata, ”Saya rasa kalau saya mau dianggap teman oleh Allah, saya harus teliti ’surat’-Nya kepada kita, Alkitab.” Ia menambahkan, ”Baca Alkitab tiap hari bikin saya makin dekat dengan Allah.” Apakah Anda memberi Yehuwa kesempatan untuk berbicara kepada Anda dengan membaca Firman-Nya, Alkitab, setiap hari? Dengan melakukannya, Anda akan merasa lebih dekat dengan Allah.

Apakah Anda Lakukan yang Allah Minta?

”Apa pun yang kamu mau, bilang saja, saya pasti lakukan.” Anda mungkin enggan berkata seperti itu kepada orang tak dikenal atau kenalan biasa. Namun, Anda mungkin tidak segan-segan mengatakan itu kepada seorang sahabat. Memang, seorang sahabat biasanya mau melakukan apa yang diminta sahabatnya.
Alkitab menunjukkan bahwa Yehuwa selalu melakukan hal-hal yang Ia tahu disenangi para penyembah-Nya. Misalnya Raja Daud, yang dekat dengan Allah, berkata, ”Banyak hal yang telah kaulakukan, oh, Yehuwa, Allahku, ya, pekerjaan-pekerjaanmu yang menakjubkan dan pikiranmu terhadap kami. . . . Itu semua menjadi lebih banyak daripada yang dapat kuhitung.” (Mazmur 40:5) Bukan hanya itu, Yehuwa bahkan melakukan hal-hal yang disenangi orang yang belum mengenal-Nya. Ia ’memuaskan hati mereka dengan makanan serta kegembiraan yang limpah’.—Kisah 14:17.
Kita senang lakukan sesuatu untuk orang yang kita sayangi dan hargai
Karena Yehuwa suka melakukan hal-hal yang menyenangkan orang lain, masuk akal jika mereka yang ingin menjadi sahabat Allah perlu melakukan hal-hal yang membuat ’hati-Nya bersukacita’. (Amsal 27:11) Namun, apa yang persisnya bisa Anda lakukan untuk menyenangkan Allah? Alkitab menjawab, ”Jangan lupa melakukan apa yang baik dan berbagi dengan orang-orang lain, karena Allah senang akan korban-korban yang demikian.” (Ibrani 13:16) Apakah ini berarti bahwa untuk menyenangkan Allah, Anda cukup berbuat baik dan berbagi dengan orang lain?
”Tanpa iman, orang mustahil menyenangkan dia,” kata Alkitab. (Ibrani 11:6) Ingatlah, setelah ”Abraham menaruh iman kepada Yehuwa”, barulah ia disebut ”sahabat Yehuwa”. (Yakobus 2:23) Yesus Kristus juga menekankan pentingnya ’memperlihatkan iman akan Allah’ jika kita ingin mendapat berkat Allah. (Yohanes 14:1) Jadi, bagaimana Anda bisa memiliki iman yang Allah cari dari orang-orang yang Ia tarik kepada-Nya? Anda bisa memulainya dengan mempelajari Firman Allah, Alkitab, secara rutin. Dengan melakukannya, Anda akan memperoleh ”pengetahuan yang saksama tentang kehendak [Allah]”, sehingga tahu cara ”menyenangkan dia sepenuhnya”. Lalu, semakin Anda belajar tentang Yehuwa dan menerapkan perintah-Nya yang adil dan benar, iman Anda kepada-Nya akan semakin bertumbuh dan Ia akan semakin mendekat kepada Anda.—Kolose 1:9, 10.

Tak Ada Hidup yang Lebih Baik
Apa yang bisa Anda lakukan untuk dekat dengan Allah? Kita telah membahas beberapa langkah yang bisa diambil untuk menjalin hubungan dekat dengan-Nya, yaitu:
1.    Mengetahui dan menyebut nama Allah, Yehuwa.
2.    Rutin berkomunikasi dengan-Nya melalui doa dan pelajaran Firman-Nya, Alkitab.
3.    Selalu melakukan apa yang menyenangkan Yehuwa.
Mendekatlah kepada Allah dengan memakai nama-Nya, berdoa kepada-Nya, belajar Firman-Nya, dan menyenangkan-Nya
Nah, menurut Anda, apakah Anda sudah melakukan apa yang diperlukan untuk dekat dengan Allah? Ataukah Anda merasa ada hal yang bisa Anda tingkatkan? Memang, upaya dibutuhkan, tapi pikirkan hasilnya.
”Tiap upaya yang kita buat untuk dekat dengan Allah tidak akan sia-sia,” kata Jennifer, di Amerika Serikat. ”Persahabatan ini bawa banyak berkat: lebih percaya kepada Allah, lebih kenal sifat-Nya, tapi yang paling penting, lebih sayang Dia. Tak ada hidup yang lebih baik!”
Jika Anda ingin punya hubungan dekat dengan Allah, Saksi-Saksi Yehuwa senang membantu Anda. Mereka bisa mengatur untuk memberikan pelajaran Alkitab kepada Anda, gratis. Anda juga diundang untuk mengikuti pembahasan Alkitab bersama mereka di Balai Kerajaan setempat, di mana Anda bisa bergaul dengan orang-orang yang menghargai persahabatan dengan Allah. * Kalau Anda melakukannya, Anda juga akan memiliki perasaan yang sama dengan pemazmur yang berkata, ”Mengenai aku, baiklah bagiku untuk datang mendekat kepada Allah.”—Mazmur 73:28.

Pembaca Bertanya  . . .
Apakah Semua Orang Punya Kesempatan yang Sama untuk Mengenal Allah?
Ketika ditanya perintah mana yang terbesar, Yesus berkata, ”Engkau harus mengasihi Yehuwa, Allahmu, dengan segenap hatimu dan dengan segenap jiwamu dan dengan segenap pikiranmu.” (Matius 22:37) Akan tetapi, sebelum orang-orang bisa mengasihi Allah, mereka perlu mendapatkan pengetahuan yang saksama tentang Dia. (Yohanes 17:3) Apakah semua orang akan punya kesempatan yang sama untuk memperoleh pengetahuan ini?
Sumber pengetahuan utama tentang Allah adalah Alkitab. (2 Timotius 3:16) Banyak orang bisa dengan mudah mendapatkan Alkitab di lingkungan komunitasnya. Mereka juga mungkin berulang kali menerima undangan untuk mendapatkan pengetahuan yang saksama tentang Allah melalui pelajaran Alkitab di rumah mereka. (Matius 28:19) Ada yang dibesarkan oleh orang tua Kristen yang pengasih, yang setiap hari memberi mereka kesempatan untuk belajar tentang Allah.—Ulangan 6:6, 7; Efesus 6:4.

Namun, yang lain hidup di bawah keadaan yang kurang menguntungkan. Ada yang berasal dari keluarga yang orang tuanya suka menganiaya, tidak menunjukkan kasih sayang alami kepada anak-anak mereka. (2 Timotius 3:1-5) Mereka yang dibesarkan dalam lingkungan seperti itu bisa jadi merasa sulit memandang Allah sebagai Bapak surgawi yang pengasih. Banyak yang tidak mendapat pendidikan yang memadai sehingga menghambat kesanggupan mereka untuk membaca Alkitab. Ada juga yang pikirannya dibutakan oleh ajaran agama palsu, atau tinggal dalam keluarga, komunitas, atau negeri yang tidak menoleransi pengajaran tentang kebenaran Alkitab. (2 Korintus 4:4) Apakah situasi-situasi seperti itu menutup kesempatan bagi mereka untuk belajar tentang Allah dan mengasihi-Nya?

Yesus mengakui bahwa tantangan yang dihadapi beberapa orang akan menyulitkan mereka untuk mengasihi dan menaati Allah. (Matius 19:23, 24) Akan tetapi, Yesus mengingatkan murid-muridnya bahwa sekalipun beberapa kendala tampaknya tak teratasi oleh manusia, ”bagi Allah semua perkara mungkin”.—Matius 19:25, 26.
Perhatikan fakta-fakta berikut: Allah Yehuwa telah memastikan bahwa Firman-Nya, Alkitab, menjadi buku yang peredarannya paling luas sepanjang masa. Alkitab menubuatkan bahwa kabar baik tentang Allah dan maksud-tujuan-Nya bagi bumi akan diberitakan di ”seluruh bumi yang berpenduduk”. (Matius 24:14) Dewasa ini, Saksi-Saksi Yehuwa memberitakan kabar baik itu di lebih dari 230 negeri dan menerbitkan lektur yang berdasarkan Alkitab dalam sekitar 500 bahasa. Bahkan orang-orang yang tidak punya kesempatan untuk membaca Alkitab masih bisa belajar banyak tentang Allah yang benar dengan mengamati hal-hal yang telah Ia buat.—Roma 1:20.


Selain itu, Firman Allah menyatakan, ”Yehuwa menyelidiki segala hati dan memahami setiap kecenderungan pikiran. Jika engkau mencari dia, dia akan membiarkan dirinya ditemukan olehmu.” (1 Tawarikh 28:9) Jadi, meskipun Yehuwa tidak menjanjikan bahwa semua orang akan memperoleh kesempatan yang persis sama, Ia memastikan bahwa ada kesempatan yang diulurkan kepada semua orang yang berhati jujur. Bahkan, Ia akan memastikan bahwa orang-orang yang belum pernah mendapat peluang untuk belajar tentang Dia bakal diberi kesempatan setelah mereka dibangkitkan untuk hidup dalam dunia baru yang adil-benar.—Kisah 24:15

Tidak ada komentar:

Posting Komentar